Roti O vs Rotiboy: Pilihan Favorit Mana yang Lebih Enak?

Roti kopi telah menjadi salah satu jenis makanan ringan yang digemari banyak orang, terutama di Asia Tenggara. Dua brand yang mendominasi pasar ini adalah Roti O dan Rotiboy. Meskipun keduanya sering dianggap mirip, mereka memiliki keunikan masing-masing yang menarik perhatian konsumen.

Baca Juga: Inilah 10 Jenis Kue Tradisional Makassar yang Wajib Dicoba

Sejarah dan Asal Usul

Rotiboy adalah pionir dalam dunia roti kopi, didirikan di Malaysia pada tahun 1998 oleh Hiro Tan. Roti ini mendapatkan popularitas luas dengan ciri khas aroma dan rasa yang manis dari lapisan krim kopi yang mengelilingi roti. Rotiboy pertama kali dikenalkan di Indonesia pada awal 2000-an dan dengan cepat menarik perhatian konsumen dengan inovasi rasanya​.

Di sisi lain, Roti O lahir di Singapura pada tahun 2002 dan langsung meraih popularitas berkat inovasinya dalam menggabungkan rasa gurih keju dengan manisnya roti kopi. Brand ini dengan cepat merambah pasar Indonesia, menyasar konsumen yang mencari alternatif roti dengan sentuhan rasa keju yang khas​.

Rasa dan Komposisi

Rotiboy menawarkan roti dengan tekstur yang lembut dan lapisan luar yang renyah, dilengkapi dengan krim mentega manis yang terbuat dari kacang merah atau cokelat. Aroma kopi yang kuat dari lapisan luar menambah daya tarik produk ini, membuatnya menjadi pilihan yang populer bagi pecinta roti manis dan kopi​​.

Roti O, di sisi lain, lebih menonjolkan kombinasi unik dari roti dengan isian keju yang meleleh di dalamnya. Rasa gurih keju yang khas berpadu dengan tekstur roti yang kenyal, menciptakan pengalaman kuliner yang berbeda dari Rotiboy. Bagi pecinta keju, Roti O menjadi pilihan yang tidak bisa dilewatkan​ .

Harga dan Ketersediaan

Harga dari kedua jenis roti ini bervariasi tergantung lokasi dan kebijakan penjualan. Rotiboy biasanya dijual dengan harga sekitar Rp14.000 per buah. Harga ini sebanding dengan kualitas dan rasa yang ditawarkan. Roti O dijual sedikit lebih murah, sekitar Rp12.000 per buah, menjadikannya pilihan yang menarik bagi konsumen yang mencari alternatif dengan sentuhan rasa keju​​.

Penerimaan Pasar dan Strategi Branding

Kedua brand ini memiliki strategi branding yang berbeda. Rotiboy menggunakan pendekatan yang lebih klasik dengan logo dan kemasan yang sederhana namun elegan, menekankan pada kualitas produk dan rasa yang otentik. Roti O, sebaliknya, memilih pendekatan yang lebih modern dengan promosi aktif di media sosial dan penawaran rasa yang lebih inovatif.

Keduanya juga berbeda dalam hal target pasar. Rotiboy cenderung menarik konsumen yang menyukai rasa manis dan nostalgia dari roti kopi klasik, sementara Roti O menargetkan pasar yang lebih muda dan dinamis dengan variasi rasa yang lebih berani.

Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Donat ala J.Co

Dalam persaingan antara Roti O dan Rotiboy, tidak ada yang benar-benar lebih unggul karena keduanya menawarkan pengalaman yang unik. Pilihan antara keduanya tergantung pada preferensi rasa individu—apakah Anda lebih menyukai manisnya kopi atau gurihnya keju. Kedua brand ini menunjukkan bahwa dunia kuliner roti kopi terus berkembang dengan inovasi dan adaptasi terhadap selera pasar yang terus berubah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *